Promosi kesehatan di masa pandemi COVID-19 saat ini sangat penting. Pandemi yang masih belum juga usai ini diakibatkan penyakit yang ditularkan dari manusia ke manusia melalui droplet atau percikan cairan yang keluar saat batuk atau bersin ini dapat menyerang sistem pernapasan tubuh.
Sejak awal masuknya ke Indonesia, tenaga kesehatan memiliki tugas besar yang harus dilakukan. Berbagai upaya dilakukan guna mengedukasi masyarakat agar dapat menjaga diri dan keluarga dari virus corona ini.
Di era adaptasi normal, pesan 3M yaitu Mencuci tangan, Menjaga jarak dan Menggunakan Masker menjadi pesan kunci untuk masyarakat mencegah COVID-19 ini.
Namun, dengan adanya pembatasan aktivitas masyarakat maka tenaga promosi kesehatan ditantang untuk tetap bisa melakukan edukasi meski tanpa tatap muka secara langsung.
Pergeseran Kuratif menjadi Preventif
Saat ini masyarakat terdorong untuk aktif melakukan pencegahan. Pola yang dulunya kuratif kemudian bergeser menjadi preventif semenjak pandemi COVID-19 terjadi.
Dorongan ini terjadi karena masyarakat sadar bahwa pencegahan dapat melindungi mereka dari virus ini. Hal ini sangat terlihat diawal pandemi terjadi, masyarakat berbondong-bondong untuk membeli masker dan pembersih tangan sebagai langkah preventif.
Pergeseran ini tentu adalah hal positif. Tetapi hal yang perlu diwaspadai adalah literasi kesehatan masyarakat. Banyaknya informasi yang beredar tak dapat disaring dengan baik sehingga rawan terjadi kesalahpahaman.
Salah satu kasusnya adalah penyemprotan desinfektan untuk membasmi virus corona. Sepantasnya zat kimia tersebut digunakan untuk benda-benda mati, tetapi karena informasi yang tidak detail akibatnya masyarakat menyemprotkan zat kimia kearah badan yang tentu berbahaya. Disinilah peran promosi kesehatan sangat dibutuhkan.
Pemanfaatan Digital Dalam Promosi Kesehatan
Promosi kesehatan sangat kental dengan istilah penyuluhan atau sosialisasi. Pemberian informasi kesehatan dilakukan secara langsung kepada sekelompok masyarakat. Namun hal tersebut sulit dilakukan di era pandemi COVID-19 dengan adanya pembatasan sosial.
Oleh karena itu tenaga promosi kesehatan ditantang untuk lebih aktif meski tanpa tatap muka. Pemanfaatan teknologi menjadi penting untuk melakukan edukasi secara digital.
Jelas banyak keuntungan yang diperoleh. Salah satunya adalah penggunaan media online sehingga informasi dapat menyebar dalam waktu singkat dan menjangkau lebih luas.
Namun, tantangan lainnya adalah menghalau adanya informasi hoaks yang juga beredar secara online. Petugas promosi kesehatan harus bisa memanfaatkan media sosial untuk meningkatkan literasi kesehatan masyarakat agar cerdas untuk memilah informasi yang benar.
Catatan Sehat:
Promosi kesehatan dimasa pandemi dapat memanfaatkan teknologi yang telah berkembang. Media sosial yang diakses masyarakat luas dapat menjadi wadah untuk penyebaran informasi guna meningkatkan literasi kesehatan dan melawan berita-berita hoaks.