Komunikasi kesehatan merupakan salah satu komponen strategi dalam promosi kesehatan masyarakat yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi kepada kelompok sasaran.
Komunikasi diartikan sebagai proses pengoperasian rangsangan atau stimulus dalam bentuk simbol bahasa atau gerak (nonverbal) untuk mempengaruhi perilaku orang lain.
Sementara Soekidjo Notoatmodjo (2012) menyebutkan stimulus yang dimaksud adalah berupa suara/ bunyi, gerakan, tindakan, ataupun simbol lainnya yang dipahami oleh pihak sasaran.
Baca juga: Tantangan Promosi Kesehatan dalam Pandemi COVID-19
Komunikasi juga diartikan sebagai Exchange of information, between individuals, yaitu pertukaran informasi antar individu, misalnya percakapan, tulisan, atau menggunakan simbol-simbol dan perilaku yang berlaku secara umum (Schiavo, 2014).
Dalam penerapannya, komunikasi memiliki beberapa unsur penting. Unsur-unsur tersebut diperlukan agar komunikasi berjalan lancar.
Unsur Komunikasi Kesehatan
Komunikasi dapat berjalan dengan efektif jika terdapat unsur-unsur komunikator sebagai penyampai pesan, komunikan atau penerima pesan, pesan itu sendiri serta saluran atau media yang digunakan sebagai sarana penyampaian pesan (Soekidjo, 2012).
- Komunikator, yaitu orang yang menyampaikan pesan atau informasi kepada pihak lain (sasaran komunikasi)
- Komunikan adalah orang yang menerima pesan atau informasi dari komunikator
- Pesan yaitu informasi yang disampaikan oleh komunikator kepada kelompok sasaran atau komunikan
- Saluran adalah media atau sarana yang digunakan oleh komunikator untuk menyampaikan pesan / informasi kepada komunikan (disebut Communication Channels)
- Umpan Balik yaitu feedback atau respon yang diberikan oleh komunikan setelah menerima pesan atau informasi dari komunikator
Catatan Sehat:
Unsur utama dalam komunikasi kesehatan adalah komunikator dan komunikan. Adapun media juga menjadi unsur penting agar mempermudah jalannya penyampaian informasi kepada kelompok sasaran.