Melatih Toilet Training pada anak tentu tidak mudah. Para ibu perlu persiapan fisik dan emosional untuk memasuki masa ini. Beberapa hal yang perlu disiapkan seperti peralatan toilet training.
Setiap anak memiliki perkembangan yang berbeda-beda, maka dari itu usia tidak bisa dijadikan patokan anak siap menjalani toilet training. Umumnya, dapat dilatih ketika usianya menginjak 1,5 atau 2 tahun.
Baca juga: Kapan Anak Siap Toilet Training?
Cara Ampuh Melatih Toilet Training
1. Kenalkan toilet kepada anak
Mulailah dengan menjelaskan penggunaan toilet untuk BAK dan BAB kepada anak. Jelaskan bahwa ketika ingin BAK atau BAB, ia perlu untuk pergi ke toilet dan melepas popok atau celana dalamnya.
Jelaskan kepada anak tata cara penggunaan toilet. Jangan lupa, kenakan celana yang mudah untuk dilepas dan dipakai secara mandiri.
Baca juga: Penyebab, Gejala dan Cara Mengatasi Diare pada Anak
2. Beri contoh kepada anak
Pemberian contoh penggunaan toilet tentu penting. Misalnya saat Anda ingin BAK, ajak Si Kecil untuk pergi ke toilet, kemudian duduklah di toilet duduk sembari jelaskan apa yang sedang Anda lakukan.
Tahap selanjutnya adalah mengenalkan penggunakan pispot khusus anak kepadanya. Anda bisa meletakkan pispot tersebut di kamar mandi dan ajari ia untuk menggunakanannya. Jangan lupa beri pujian jika anak perlahan melakukan hal yang benar sesuai arahan.
3. Pilih model toilet training yang tepat
Beragam perlengkapan toilet training telah tersedia. Carilah model toilet training yang tahan lama dan kuat.
Beberapa anak ada yang menolak untuk menggunakan toilet training khusus, dan menuntut untuk menggunakan toilet orang dewasa. Maka para orang tua dapat membeli alat yang dapat dipasang pada toilet orang dewasa.
Baca juga: Manfaat Pemberian Zinc pada Anak yang Diare
4. Jadikan sebagai rutinitas
Jadikan kegiatan ke toilet menjadi sebuah rutinias. Para orang tua perlu konsisten. Misalnya, setelah bangun tidur, ajak anak untuk pergi ke toilet sebentar untuk BAK. Setelah 45 menit atau 1 jam mengonsumsi banyak cairan atau makan juga demikian.
Tujuannya adalah agar anak terbiasa BAK dan BAB di pispot atau toilet duduk. Ketika anak sedang duduk di toiletnya, ibu juga dapat membaca buku atau bermain mainan bersamanya agar dirinya merasa nyaman.
5. Gunakan kata-kata yang sesuai dengan anak
Ketika memulai untuk toilet training, orang tua perlu terlebih dahulu memutuskan kata-kata mana yang akan digunakan untuk mendeskripsikan kotoran tubuhnya. Atau bahasa BAK dan BAB yang mudah dipahami si kecil.
Agar dapat menghindari konotasi negatif, pastikan ibu tidak menggunakan kata-kata seperti kotor atau bau. Hal ini agar anak tidak memandang kotorannya sebagai hal yang menjijikkan.
Catatan Sehat:
Perlu diingat ya, bagi anak laki-laki, mengajarkannya buang air kecil dalam posisi duduk terlebih dahulu. Sebab jika anak diajarkan untuk langsung buang air kecil dengan berdiri, ini mungkin dapat menyulitkan proses belajar duduk di toilet untuk buang air besar.